Panennews.com – Ternyata masa pandemi yang sulit membawa berkah bagi petani hortikultura di Sembalun dan petani di Kaki Gunung Rinjani. Saat itu permintaan masyarakat akan sayur dan buah terbilang meningkat.
Pasalnya sayur dan buah dicari sebagai sumber vitamin dan gizi memperkuat imun di saat pandemi bergejolak . Salah satu yang diminati saat itu tanaman horti cabe tidak hanya untuk konsumsi warga lokal, tetapi di luar daerah hingga permintaan ekspor untuk tujuan mancanegara.
Ketua Kelompok Tani Sembalun Etty S menjelaskan, masyarakat setempat terutama yang kehilangan mata pencaharian banyak terbantu dengan meningkatnya permintaan ekspor cabai ke negara Jepang.
“Warga diberdayakan baik untuk proses penyortiran maupun pemetikan. Sebanyak 8 ton lebih saat itu untuk memenuhi permintaan Negara matahari terbit tersebut,” katanya.
Dia juga menyatakan, kendati tengah dilanda Pandemi Covid-19, permintaan ekspor cabai tetap stabil. Warga amat bersemangat ketika dilibatkan untuk membantu memenuhi permintaan mitra eksportir kelompok Putri Rinjani.
Menurutnya untuk keberlangsungan ekspor penting bagi petani untuk mempertahankan kualitas kepada semua anggotanya. Ini dimaksudkan agar produk cabe Sembalun ini bisa lebih terkenal dan dicari oleh mitra eksportirnya. Selain cabe, permintaan ekspor manggis juga datang dari China.
“Kita tetap menjaga harga yang pantas dan hasil berkualitas. Selain cabe besar dan manggis, mereka juga memenuhi permintaan cabe merah keriting dan empon-empon untuk diekspor ke Eropa dan Jepang, serta gula aren ke Jepang,” tukasnya.
Dalam kunjungannya ke NTB beberapa waktu lalu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik, mengaku sumringah dan Pertanian berdampak positif pada pelaku usaha Hortikultura.
“Kita harus bisa menjaga kepercayaan yang sudah susah payah dibangun, terutama menjaga dan meningkatkan mutu produk agar ekspor bisa terus berkelanjutan,” ungkapnya.
Sementara itu, Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, berharap utamanya agar dapat mendukung upaya gerakan tiga kali lipat ekspor (GraTiEks) sebagaimana di jelaskan, bahwa produk hortikultura yang digiatkan Kementerian.
“Diharapkan Kelompok tani lainnya memiliki semangat yang sama. “ Salah satunya mengutamakan mutu hasil produknya dengan menerapkan praktek budidaya yang baik dan benar,” ujarnya.