Pengembangan RPH Lombok Barat Diharapkan Jadi Sentra Ternak Nasional

oleh -128 views
RPH Banyumulek
Pemotongan hewan di RPH Banyumulek, Kediri, Lombok Barat. (Panennews.com/Istimewa)

Panennews.com – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat (NTB) menandatangani MoU dengan PT. Atra Begawan Nusantara dalam pengelolaan Rumah Potong Hewan (RPH) Banyumulek, yang berada di Kabupaten Lombok Barat.

MoU tersebut ditandatangani Owner PT. Atra Begawan Nusantara, Mayjen TNI (Purn) Harry Triyono dengan Gubernur NTB, Dr H Zulkieflimansyah di Gedung Sangkareang Kantor Gubernur NTB, belum lama ini.

Kerjasama ini sebagai tindak lanjut dari rencana pengembangan RPH Banyumulek yang selama beberapa tahun terakhir belum bisa dikelola maksimal.

“Kita semua berharap, dengan kerjasama ini NTB bisa menjadi sentra ternak nasional,” ujar Harry di depan Gubernur, sejumlah kepala OPD lingkup Pemprov NTB dan sejumlah tamu undangan lainnya.

Baca Juga :   Kelebihan Bisnis Benih Jahe yang Sangat Menguntungkan

Sebagai perusahaan yang malang melintang di bisnis peternakan, Harry optimistis bahwa pada lima tahun mendatang, NTB bakal menjadi sentra ternak nasional.

“Dua, tiga minggu ke depan kita sudah mulai operasi, sebelum HUT NTB pokoknya. Kita mulai potong 50 ekor dulu perhari,” ujar dia semangat.

Namun di satu sisi, Harry berharap Gubernur sebagai pucuk pimpinan tertinggi di NTB membuat regulasi atau Perda agar kerjasama ini berjalan optimal.

“Kita belajar dengan NTT dan beberapa daerah lain. Jadi setiap kuota yang masuk, itu 60 persen betina. 40 persen sapi jantan. Yang dipotong juga jantan, jangan yang betina. Jadi stok kita tidak akan kekurangan nantinya,” harap mantan Ajudan Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Baca Juga :   Waspada, Lalat Juga Dapat Menyerang Peternakan Unggas

Adapun sapi yang bakal dipotong di RPH yang Banyumulek nantinya, berasal dari Australia dan sebagian Jawa. Sedang untuk proses izin dan lainnya, Harry mengaku sudah tidak ada masalah.

“Yang kita datangkan jenis sapi Limosin dan Simental. Bukan yang sapi bali atau lokal,” jelas dia.

Ditanya soal berapa nilai investasi yang dikeluarkan, Harry enggan menjawab secara pasti.

“Anggap saja tahun depan kita potong 200 ekor perhari. Jika dikali Rp 20 juta perekor, maka kita keluarkan budget Rp 4 miliar perhari,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.