Pakar UGM: Pertanian Indonesia Boros, Krisis Pangan Akan Luar Biasa

oleh -99 views
Dekan UGM Jaka Widada
Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jaka Widada saat menjelaskan soal krisis pangan. (Panennews.com/Hernawan)

Panennews.com – Indonesia memang belum menghadapi ancaman krisis pangan saat ini. Namun pemborosan di berbagai sektor termasuk sektor pertanian akan membuat kondisi itu segera di depan mata.

Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Jaka Widada, di acara Pojok Bulaksumur yang diselenggarakan di Gedung Pusat UGM, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (29/11/2022).

Salah satu contoh pemborosan sumber daya itu adalah pemborosan air.

“Di Indonesia pemborosannya luar biasa karena merasa air tidak harus dibeli, tapi ke depan ancamannya akan luar biasa,” kata Jaka.

Ia menjelaskan, ancaman krisis pangan dan perubahan iklim memang belum terlalu terlihat di Indonesia saat ini.

Kondisi ini karena ketersediaan sumber daya alam masih cukup melimpah dan kondisi geografi Indonesia yang memungkinkan produksi pertanian tetap berjalan sepanjang tahun.

Baca Juga :   Politeknik KP Jembrana Terapkan Tri Dharma untuk Kesejahteraan Masyarakat

Namun keuntungan ini justru membuat Indonesia boros sumber daya, tak terkecuali di bidang pertanian.

“Akibatnya, pemborosan atau penggunaan sumber daya secara kurang efisien masih terjadi dalam banyak aspek, termasuk di sektor pertanian,” kata dia.

Jaka menyebut bahwa organisasi pangan dunia FAO memprediksi akan terjadi bencana kelaparan pada 2050. Kelaparan adalah ancaman riil bagi dunia, termasuk bagi Indonesia.

Kondisi ini salah satunya dipicu oleh pertambahan jumlah penduduk dunia yang akan mencapai angka sepuluh miliar di tahun tersebut.

“Jumlah penduduk dunia akan menembus sepuluh miliar. Akan terjadi kelaparan luar biasa manakala produksi pangan tidak naik sebesar 70 persen dari sekarang. Dan ini bukan hal yang mudah karena dampak perubahan iklim juga sangat berpengaruh,” ucapnya.

Baca Juga :   Daerah Rawan Banjir, Kementan Minta Pemprov Lampung Pakai AUTP

Menurut Jaka, saat ini ada tiga negara yang telah siap menghadapi ancaman krisis pangan, yaitu Cina, Israel, dan Belanda.

Cina sudah bisa membuat benih padi yang produksinya dua kali lipat lebih banyak, sedangkan Belanda dan Israel telah menerapkan teknologi yang mumpuni untuk meningkatkan produksi komoditas pertanian.

“Ethiopia dulu adalah negara dengan banyak kelaparan, sekarang setelah Israel masuk ke situ menjadi sumber pangan nomor tujuh di dunia karena teknologi dari Israel,” paparnya.

Untuk menghadapi krisis pangan dan perubahan iklim, akademisi akan terus mengingatkan semua pihak dan menemukan solusi secara akademis.

“UGM juga perlu melakukan edukasi untuk pelan-pelan menyadarkan tentang perubahan iklim,” kata Jaka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.