Kemenperin Ungkap Komoditas Perkebunan Masih Tinggi

oleh -55 views
Menperin_Kick Off IHYA 2022
Foto : Dok. Kemenperin

Panennews.com – Industri agro masih memegang peranan penting terhadap pertumbuhan sektor industri. Pada triwulan II tahun 2022, industri agro mampu memberikan kontribusi sebesar 50,41% terhadap sektor industri pengolahan non migas. Begitu pula dengan pencapaian realisasi investasi baru yang berasal dari modal asing maupun dalam negeri yang pada periode tersebut meningkat hingga menyentuh angka Rp 36,52 Triliun, jauh melampaui periode yang sama tahun sebelumnya.

Industri hasil perkebunan merupakan salah satu bagian dari industri agro yang pada semester I – 2022 memiliki kinerja ekspor sebesar USD14,21 Miliar atau 56,6% dari total ekspor industri agro yang mencapai USD25,12 Miliar.

“Komoditas industri hasil perkebunan Indonesia yang mainstream meliputi kelapa, kelapa sawit, kakao, kopi, teh dan minyak atsiri. Kementerian Perindustrian terus berupaya mengoptimalkan potensi komoditas perkebunan melalui hilirisasi industri yang mampu meningkatkan nilai tambahnya di dalam negeri,”. Ungkap Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (04/10/2022).

Adapun Komoditas kelapa sawit dan minyak goreng merupakan produk ekspor utama Indonesia, mengingat Indonesia merupakan negara produsen terbesar kelapa sawit. Komoditas kelapa sawit menjadi model hilirisasi industri yang mampu mendorong ekspor produk bernilai tambah hasil kegiatan usaha pengolahan di dalam negeri.

Baca Juga :   Menperin : Berkat Hilirisasi, Ekspor Industri Manufaktur Terus Naik dan Tetap Mendominasi

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika menyampaikan, ekspor produk sawit mencapai hampir 89% dari komoditas perkebunan lainnya seperti kelapa, kakao, kopi, teh dan minyak atsiri. Dalam sepuluh tahun terakhir, seiring dengan digalakkannya hilirisasi industri berbasis kelapa sawit, terjadi penambahan pesat jenis produk hilir komoditas tersebut, dari 54 jenis produk di tahun 2011 menjadi 168 produk pada 2021.

“Ekspor komoditas ini juga mengalami pergeseran dari hulu ke hilir. Pada 2010, volume ekspor hulunya 60% dan hilirnya 40%, sedangkan 2021 ekspor produk hilir mendominasi hingga 90,73% dan hulunya 9,27%,” kata Putu.

Dalam Seminar Nasional Peran Standardisasi dan Produktivitas Hasil Komoditas Perkebunan dalam Rangka Meningkatkan Nilai Ekspor Nasional yang diselenggarakan beberapa waktu lalu, Putu menjelaskan tantangan yang dihadapi dalam upaya hilirisasi kelapa sawit. Di antaranya perlunya revitalisasi teknologi produksi CPO dan kebijakan tata kelola pemenuhan kebutuhan produk hilir minyak sawit untuk alokasi dalam negeri dan ekspor, serta kendala tingginya input energi dan biaya logistik pada industri pengolahan minyak sawit khususnya yang berorientasi ekspor.

Baca Juga :   Kemenperin Pacu Investasi Sektor Industri Agro Senilai Rp32,5 Triliun

Sementara itu, di industri pengolahan rempah saat ini terdapat 182 industri bumbumasak dan penyedap masakan yang berkembang di Indonesia. Namun demikian, Indonesia masih berada di posisi 18 untuk eksportir bumbu di dunia. Untuk itu, Kemenperin mengambil beberapa kebijakan untuk meningkatkan ekspor, di antaranya promosi program Spice Up the World dan pengembangan restoran Indonesia di luar negeri.

Lebih lanjut, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi. Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat di dunia yang memiliki 39 jenis kopi berdasarkan indikasi geografis. “Nilai ekspor olahan kopi tahun 2021 mencapai 604,4 juta USD yang diekspor ke sekitar 75 negara,” tutup Putu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.