Perkuat Pangan, Kementan Genjot Produksi Singkong

oleh -126 views
1334125590-170667a
Foto : Pixabay

Panennews.com – Kementerian Pertanian (Kementan) sangat serius menyiapkan berbagai terobosan guna memperkuat produksi pangan untuk menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim ekstrim dan geopolitik konflik Rusia-Ukraina. Salah satunya menggenjot produksi singkong sebagai pangan substitusi gandum dan komoditas lainnya untuk bahan dasar pada industri makanan dan bahan baku industri pakan.

Langkah utama yang menentukan keberhasilan peningkatan produksi singkong ini adalah penyediaan benih unggul. Karena itu, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan menyelenggarakan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani pada Rabu (19/092022) dengan tema “Strategi Penyediaan Benih Singkong Untuk Mendukung Pengembangan Kawasan Pangan Nusantara di Provinsi Sulteng”.

Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi membeberkan singkong saat ini sedang menjadi trend, karena disaat serba sulit dampak covid, iklim ekstrim dan krisis pangan, permintaan singkong naik tajam. Ekspor singkong naik 3 kali lipat dari tahun lalu sehingga ini menjadi peluang untuk memperkuat posisi sektor pertanian dan kesejahteraan petani di tengah dampak tantangan global.

Baca Juga :   Kementan Dorong Pengembangan Hilirisasi dan Ekspor Pangan Lokal

“Berbagai kemudahan dari tanaman singkong, sudah kita ketahui, istilahnya tongkat kayu jadi tanaman. Menanam singkong menggunakan stek dapat berbeda cara tanam tergantung kebutuhan, misalnya yang dibutuhkan daunnya, bisa ditanam dengan dirobohkan atau ditancapkan,” kata Suwandi pada webinar tersebut.

Selain itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Tengah (Sulteng), Nelson Metubun mengapresiasi program pemerintah pusat yang mencanangkan Kawasan Pangan Nusantara seluas 15 ribu hektar di Sulteng. Strategi yang diterapkan dalam Pengembangan Kawasan Singkong di Provinsi Sulteng yakni dengan melakukan perluasan areal tanam dengan memperhatikan aspek kelestarian lingkungan,

“Pola tanam dapat dilakukan monokultur dan tumpang sari pada areal kebun, lahan kritis, replanting sawit, dengan menerapkan prinsip konservasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan,”. Ungkapnya.

Adapun Iham Ari Wibad, selaku petani sekaligus pelaku usaha mengatakan pengembangan budidaya singkong dilakukan melalui konsep kampung singkong. Yakni pemanfaatan pekarangan atau ladang yang tidak termanfaatkan menjadi sumber penghasilan lokal hingga melakukan hilirisasi sehingga menghasilkan produk turunan yang beraneka ragam, salah satunya tepung mocaf.

Baca Juga :   Gairahkan Komoditas Ekspor, Mentan SYL Tanam dan Panen Porang di Sidrap

“Kampung singkong ini lahir karena adanya permintaan produk turunan singkong yang meningkat, serta banyak pekarangan atau ladang di didaerah kami yang tidak termanfaatkan. Bersama kelompok tani kami bergerak untuk memanfaatkan semua itu menjadi hal yang menghasilkan, serta didukung sumber daya manusia yang mumpuni serta tanah yang subur,” paparnya.

Sementara itu, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Maemunah menjelaskan benih dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas singkong. Dengan syarat vaerietas sesuai dengan egroekosistem dan benih terjamin mutunya, baik genetis, fisiologis dan fisik.

“Penanaman pun harus tepat waktu dan lokasi yang sesuau. Penyediaan benih pun harus tersedia dan mudah diakses dengan harga terjangkau,”. Ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.