Industri Pangan Dinilai Tembus Pasar Global

oleh -55 views
Dirjen IKMA_Pelepasan ekspor
Foto : Dok. Kemenperin

Panennews.om – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya agar Industri Kecil Menengah (IKM) di tanah air mampu berkontribusi serta berperan aktif dalam memperkuat ketahanan pangan dengan menghasilkan produk pangan lebih beragam, terutama di tengah tantangan global dan ancaman krisis pangan dunia. Salah satu upaya dilakukan antara lain dengan mendorong para pelaku IKM untuk berinovasi menghasilkan produk-produk pangan alternatif penghasil karbohidrat, baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor.

“Singkong atau ubi kayu merupakan pangan lokal alternatif penghasil karbohidrat selain beras dan jagung. Dengan perkembangan teknologi saat ini, singkong dapat dijadikan bahan dasar pada industri makanan dan pakan,”. Ungkap Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (Dirjen IKMA) Kemenperin, Reni Yanita di Jakarta, Minggu (25/09/2022).

Selama ini, ekspor singkong beku dari Indonesia cukup menggembirakan. Data Trademap yang dirilis tahun 2021 menyebut, sepanjang 2020, Indonesia telah mengekspor singkong beku (HS 071410) sebanyak 16.529 ton dengan nilai USD9,7 juta.

Reni menuturkan, pasar global menginginkan produk singkong yang berkualitas baik, dengan spesifikasi, warna putih, tidak pahit, rendah sianida, serta fresh pada saat diterima. Salah pelaku IKM binaan Ditjen IKMA Kemenperin, yakni CV. Nusantara Jaya Food, berinovasi melalui teknologi yang telah dikembangkannya sehingga mampu menjaga kesegaran singkong, serta memperpanjang umur simpannya.

Baca Juga :   Dampak Kekeringan, Perlu Antisipasi Dini Lonjakan Inflasi Pangan

Dengan teknologi yang telah dikembangkan tersebut, IKM binaan Ditjen IKMA Kemenperin dapat memenuhi standar mutu negara tujuan ekspor, sehingga dapat menembus pasar dunia dan melakukan ekspor perdana ke Curacao dengan brand sendiri yaitu ‘Real Green’. Produk singkong beku perusahaan asal Malang tersebut juga sudah masuk di pasar Eropa, antara lain di Belanda dengan menggunakan white label (produk yang dijual oleh pengecer dengan merek dan logo mereka sendiri, tetapi produk itu diproduksi oleh pihak ketiga).

Selain itu, CV. Nusantara Jaya Food yang berdiri pada tahun 2019 telah menghasilkan aneka olahan produk berbahan baku singkong dari para petani lokal setempat. Produk olahan singkong beku Java Green tidak mengandung pengawet dan zat pewarna tambahan sehingga lebih alami dan sehat.

Baca Juga :   Tunjang Kinerja Industri Pengolahan Kopi, Kemenperin Dorong Diklat Barista 3 In 1

“Melalui program pembinaan yang telah diberikan oleh Ditjen IKMA, serta usaha keras, komitmen, dan konsistensi, CV. Nusantara Jaya Food mengalami peningkatan kapasitas produksi dan perluasan pasar,”. Ungkapnya.

Sementara itu, Di Provinsi Jawa Timur, selain CV. Nusantara Jaya Food, terdapat beberapa IKM lainnya yang juga memperoleh fasilitasi pendampingan dan sertifikasi HACPP pada tahun yang sama yaitu PT. Hayumi Agro Indonesia dengan produk olahan porang, UD. Natural Joy dengan produk kecap asin kelapa, dan CV. Omieku Food yang memproduksi mie kering. Sedangkan pada tahun 2022, terdapat CV. Haveltea Indonesia dengan produk teh artisan dan CV. Subur Abadi dengan produk mie kering.

“Dengan memiliki sertifikat HACCP, para pelaku IKM makanan dapat memberikan jaminan kepada konsumen terkait kualitas produk yang dihasilkan dan hal ini akan meningkatkan rasa percaya diri para pelaku IKM makanan dalam pengembangan akses pasar, terutama menembus pasar global,”. Ungkapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.