Panennews.com – Adanya lonjakan harga daging sapi beberapa pekan ini diduga karena harga daging impor, khususnya dari Australia mengalami kenaikan. Selain itu, ketergantungan daging impor juga menimbulkan pertanyaan akan stok daging nasional yang tidak mencukupi kebutuhan konsumsi.
Walaupun, hal tersebut dibantah oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Dalam kesempatan yang lalu, ia menyatakan bahwa ketersediaan daging sapi/kerbau bulan Maret hingga Mei 2022 sebanyak 234.091,2 ton, sedangkan kebutuhan sebanyak 202.937,8 ton, sehingga masih ada surplus sebanyak 31.153,4 ton.
Sementara itu menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS) terlihat bahwa ada kecenderungan tren peningkatan daging sapi di Indonesia. Pada tahun 2018 produksi daging sapi nasional mencapai 486,319.65 ton. Hal ini meningkat dari tahun sebelumnya 497,971.70 ton atau naik pada kisaran 2,34 persen.
Adapun di tahun 2019 terjadi lagi tren peningkatan produksi daging yaitu 504,802.29 ton atau naik sekitar 1,35 persen dari tahun 2018. Sedangkan di tahun 2020 mencapai 515,627.74 ton atau meningkat sekitar 2,10 persen.
Masih menurut catatan BPS, tiga provinsi penyumbang produksi sapi nasional dari tahun 2015-2020 diantaranya provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Pada provinsi Jawa Timur sendiri menyumbang produksi sapi paling besar di seluruh provinsi di Indonesia. Di tahun 2019 saja Jawa Timur mencatat produksi daging 103,291.79 ton dan hal ini mencatat tren peningkatan dari tahun sebelumnya.