Panennews.com – Sebagai daerah yang berada di ujung barat Indonesia dan memiliki wilayah yang berbatasan dengan Samudera Hindia, Provinsi Aceh memiliki segudang potensi perikanan. Hal ini terlihat dari ekspor perdana tahun 2021 oleh PT. Yakin Pasific Tuna.
Kepala Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (KIPM) Aceh, Dicky Agung Setiawan mengaku bangga dengan ekspor perdana ini. Terlebih perusahaan tersebut baru mendapatkan sertifikat healt analysis critical control point (HACCP) pada akhir Tahun 2020.
“Tentunya kita bangga, karena perusahaan ini (PT Yakin Pasific Tuna baru pegang sertifikat HACCP sudah langsung tancap gas ekspor akhir Januari kemarin,” kata Dicky, Senin (8/2/2021).
Dicky menambahkan, tujuan ekspor perusahaan yang beralamat di Komplek Pelabuhan Perikanan Samudera Kutaraja di Lampulo Banda Aceh ini ialah Brunei Darussalam. Total komoditas perikanan yang diekspor mencapai 7 ton yang terdiri dari frozen tuna, frozen mackarel dan frozen red snapper.
“Ekspornya ke Brunei, 7 ton yang dikirim pada 28 Januari,” sambungnya.
Ke depan, Dicky memastikan jajaran SKIPM Aceh akan terus mengajak para pelaku usaha untuk mengekspor produknya. Melalui ekspor yang bergeliat, dia optimis ekonomi masyarakat bisa bangkit.
Karenanya, dia menyebut KIPM sudah memiliki wilayah kerja yang tersebar hampir di seluruh pintu pemasukan dan pengeluaran di Aceh sesuai dengan Kepmen KP Nomor 51 Tahun 2020 seperti di Pulau Sabang, Pulau Simeulue, PPS Kutaraja Banda Aceh, Bandara SIM Blang Bintang Aceh Besar, dan Langsa.
“Melalui Kerjasama yang baik dan semangat mendorong ekspor, ekonomi Aceh bisa bangkit dari hantaman pandemi,” tandasnya.