Panennews.com – Walaupun Jalur Gaza dikenal dengan daerah konflik di Timur Tengah, tetapi sebagian masyarakatnya kini mulai banyak membudidayakan buah naga sebagai upaya menghidupkan kembali tanah yang rusak.
Mengutip dari Alquds.co.uk salah satu petani Palestina Ayed Abu Ramadan menjadi inisiator dari budidaya buah ini. Hal ini sekaligus membuka pertanian lokal pertama yang memproduksi buah ini secara swadaya di tahun 2019.
Keberhasilan petani lulusan sarjana pertanian ini menanam buah naga setelah melakukan riset di dunia pertanian lebih kurang 4 tahun di kota Beit Hanoun, Jalur Gaza utara.
Abu Ramadan memilih membudidayakan berbagai buah naga yang langka di Palestina. Buah ini sendiri memiliki keunggulan tersendiri dan menyediakan produk baru bagi penduduk.
Selain itu, buah langka ini menghindari persaingan dengan petani lain, sehingga besar peluang untuk sukses.
Harga buah ini lebih tinggi dibandingkan varietas lain, karena produksinya rendah dan termasuk langka di sektor tersebut.
Abu Ramadan menambahkan, bahwa budidaya buah naga tidak membutuhkan pestisida atau obat-obatan untuk membantu perkecambahan seperti tanaman lain pada umumnya.
Lebih lanjut menurutnya buah naga pula tidak memiliki ketergantungan dengan musim tertentu untuk berbuah, sehingga menjadikan budidaya buah ini menjadi mudah dan murah.
Dalam perjalannya, proyek ini menghadapi sejumlah tantangan terkait realitas Jalur Gaza yang terkepung, terutama terkait dengan impor bibit pertanian buah dari luar negeri yang sulit didapatkan.
Abu Ramadan mengatasi tantangan ini dengan mengumpulkan bibit yang tersebar di rumah-rumah warga dan berbagai pertanian di sektor tersebut, yang biasa digunakan orang untuk tujuan dekorasi.
Saat ini Abu Ramadan memiliki lahan untuk budidaya buah ini sekitar 1.000 m² dan di tahun mendatang ia menargetkan luas lahan hingga mencapai 10.000 m². (fkh/PNN)
