Langkah KKP Atasi Dampak Negatif Bendungan Untuk Ikan Darat

oleh -123 views
Dok. Kementerian PUPR
Dok. Kementerian PUPR

Lebih lanjut disampaikan, untuk menghindari dan mengurangi dampak negatif pada skema irigasi baru atau yang direhabilitasi, perlu adanya fish way (jalur ikan) atau fish ladder (tangga ikan) yang dapat digunakan untuk menyambung kembali hulu dan hilir sungai.

Tangga ikan  memudahkan ikan untuk bermigrasi dari hilir ke hulu atau sebaliknya. Pengetahuan tentang fish ladder telah digunakan secara global untuk menjaga konektivitas sungai. Namun, desain jalur ikan harus didasarkan pada karakteristik setempat. Oleh karena itu penting untuk dilakukan pemahaman mengenai perilaku migrasi ikan dan kemampuan berenang spesies asli.

Atas dasar tersebut, South East Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC)/ Inland Fishery Resources Development and Management Department (IFRDMD) – Balai Riset Perikanan Perairan Umum dan Penyuluhan Perikanan (BRPPUPP) bersinergi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera VIII (BBWS VIII Sumatera) melalui Australian Water Partnership (AWP), berinisiasi menciptakan kolaborasi yang lebih baik antara Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pekerjaan Umum) dalam pengelolaan sumber daya air yang mendukung perlindungan biodiversitas perairan untuk pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga :   Mentan Syahrul Ajak Masyarakat Kalteng Sentuh Program Pertanian Food Estate

Melalui kegiatan ini, disepakati bahwa keberadaan fish way penting karena biodiversitas perairan darat, khususnya ikan, memerlukan konektivitas. Di samping itu, diperlukan sosialisasi oleh penyuluh perikanan mengenai pentingnya keberadaan tangga ikan sebagai jalur migrasi dan bukan menjadi tempat penangkapan ikan.

Dalam penyusunan rencana pembangunan bendungan ataupun bendung, juga melibatkan dan memperhatikan sektor perikanan dalam analisis dampak lingkungan (AMDAL). Dengan adanya jalur migrasi ikan atau fish ladder juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, dan menjadikan lokasi tersebut sebagai lokasi ekowisata SEAFDEC/IFRDMD – BRPPUPP memiliki 3 fungsi utama, yakni mempersiapkan kajian stok ikan beserta wilayah pengelolaannya; konservasi wilayah perairan sebagai plasma nutfah; dan pengembangan Fish Passage / Fishway di Indonesia. [*]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *