Panennews.com – Kementerian Pertanian melalui informasi dari sistem perkarantinaan, IQFAST Badan Karantina Pertanian (Barantan) mencatat selama tiga tahun terakhir India merupakan negara terbesar yang menyerap cengkeh tanah air. Disusul oleh negara Vietnam, Pakistan dan Singapura diposisi selanjutnya.
“Tahun ini sebanyak 7.863 ton atau 27,2% ekspor cengkeh Indonesia masuk ke India. 12,5% lagi masuk ke pasar Vietnam dan 6,3% diekspor ke Pakistan,” ujar Kepala Barantan, Ali Jamil melalui keterangan tertulis (23/9) di Jakarta.
Sementara ditahun 2019, Jamil menambahkan bahwa ekspor cengkeh ke negara India mencapai 66,9% atau sebanyak 555.877 ton. Vietnam menyerap 6,1% dan Singapura menyerap 4%.
Tanaman tropis dengan sejuta manfaat ini tumbuh subur di negara Indonesia. Dengan khasiat yang dipercaya untuk kesehatan, menjadikan cengkeh ini sangat diburu dan menjadi rebutan sejak masa penjajahan dulu. Bahkan hingga saat ini harga cengkeh cukup tinggi dan masih diminati banyak negara.
Kemarin, (22/9) Pejabat Karantina Pertanian Cilacap memeriksa tiga macam cengkeh asal Banyumas dengan berat tak lebih dari 500 gram yang akan diterbangkan ke India.
“Tiga macam cengkeh ini merupakan sampel untuk pembeli di India,” ungkap Djunaidi pengirim cengkeh.
“Pejabat karantina telah memastikan cengkeh ini bebas serangga hidup agar kualitasnya tetap terjaga hingga ke India. Sehingga sampel cengkeh milik Djunaidi ini akan mendatangkan permintaan ekspor lagi dari India,” ucap Puji Hartono, Kepala Karantina Pertanian Cilacap.
Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL – red) agar Barantan dapat mengawal program Gerakan Peningkatan Tiga Kali Lipat Ekspor Komoditas Pertanian, Karantina Pertanian Cilacap akan terus mendampingi para petani seperti Djunaidi yang berpotensi menjadi calon eksportir baru yang akan menambah volume ekspor nasional.
“Semakin banyak petani yang dapat menembus pasar ekspor, tentu akan semakin membuka peluang peningkatan kesejahteraan para petani Indonesia,” tukas Puji.