Panennews.com – Bulu indah nan menawan adalah hal yang terbayang ketika membicarakan cendrawasih. Akibat ketamakan manusia, beberapa spesies masuk dalam kategori hewan langka di Indonesia. Saat ini, kita hanya dapat menikmati keindahannya di beberapa tempat konservasi binatang.
Burung ini adalah keluarga dari Paradisaeidae ordo Passeriformes. Ukurannya beragam, dari 15 – 110 cm dengan masa 50 – 430 gram. Cendrawasih kuning besar (paradisaea apoda) merupakan jenis yang paling terkenal. Ukurannya diperkirakan sekitar 43 cm dengan mahkota kuning di kepalanya.
Cendrawasih pada umumnya memiliki warna bulu yang khas. Pada pejantan, perpaduan warnanya lebih banyak dan cerah, seperti perpaduan warna coklat kemerahan, orange, ataupun kuning. Namun, baru sekitar 7 tahun untuk mendapat pertumbuhan bulu yang sempurna.
Saat berusia 7 tahun, mereka baru memiliki hasrat seksual. Pada masa kawin, pejantan akan menari untuk menarik betina yang bertengger di ranting pohon. Biasanya ini terjadi sekitar September – November. Hasil dari perkawinan adalah 1-2 telur dengan inkubasi selama 20 hari.
Hutan hujan tropis pada dataran rendah adalah habitat alami burung ini. Persebarannya pun hanya ada di bagian Indonesia timur, seperti papua dan selat flores. Namun, pada beberapa spesies kita dapat menemuinya di Australia dan Papua Nugini.
Masa kawin yang panjang ditambah kerusakan habitat serta perburuan liar menjadi PR bersama dalam pelestarian Cendrawasih.