Panennews.com – Anda mungkin asing dengan ayam hutann Sri Langka, sebab ia merupakan ayam yang di impor dari negara dengan nama yang sama, yakni Sri Langka. Nama lain ayam ini di pasaran adalah ayam ceylon, dan ia termasuk dalam burung nasional di negara asalnya.
Nama latin dari ayam ini adalah gallus lafayeti dan memiliki kerabat dekat dengan ayam hutan merah, yang mana merupakan leluhur dari ayam ternak yang dipelihara di seluruh dunia. Antara ayam jantan dan betina akan terlihat perbedaan yang mencolok.
Misalnya saja, ayam jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan betina, dengan berat antar 800 sampai 1150 gram. Jadi, ketika ia dibandingkan dengan ayam ternak pada umumnya, ayam hutan Sri Langka jauh lebih berotot dan memiliki ukuran yang besar.
Sedangkan betina memiliki ukuran yang lebih kecil, dengan berat antar 500 sampai 650 gram untuk tiap ekornya. Apabila Anda hendak mengembangkannya sebagai ayam hias untuk dipelihara, Anda bisa mulai membudidayakannya pada usia satu bulan.
Sesuai namanya, ayam ini endemik dan hanya ditemukan di daerah Sri Langka. Wilayah yang memiliki sebaran ayam ini paling banyak, berada di Sinharaja, Kitulgala, dan Yala. Awalnya ayam hutan ini terancam punah, namun kini telah dicoba untuk dikembangbiakkan.
Ayam hutam Sri Langka sangat mahal di pasaran, sebab ia hanya bertelur 3 sampai 4 buah dalam sekali bertelur. Harga ayam jantan jauh lebih mahal, bahkan dua kali lipat dari ayam betinanya. Ayam ini terkenal karena bulunya yang tebal dan menarik.
