Panennews.com – Jagung merupakan tanaman impor, awalnya ia merupakan tanaman endemik wilayah Amerika. Karena rute perdagangan antar benua terjadi, memungkinkan penyebarannya di seluruh wilayah dunia dan menjadi tanaman budidaya yang sering ditanam, selain padi, gandung dan ubi.
Tanaman ini termasuk dalam spesies rumput-rumputan yang berbiji, masih satu keluarga dengan padi. Nama latinnya adalah Zea mays. Di Indonesia, ia menjadi sumber makanan pokok terbesar kedua setelah padi, terutama di wilayah yang kurang subur untuk ditanami padi.
Jagung memiliki batang tanaman yang rendah, hanya sekitar 1,5 hingga 2 meter. Buahnya berbentuk tongkol dengan biji-biji yang menempel. Ia ditutupi lapisan rambut dan serat pelindung buah. Sehingga, untuk dikonsumsi, ia perlu dibersihkan terlebih dahulu.
Ia merupakan tanaman semusim, sekali berbuah di panen, petani lebih memilih untuk menyelesaikan siklus hidupnya. Dari penanaman hingga masa panen, jangka waktu yang diperlukan cukup bervariatif, tergantung varietas. Biasanya berkisar antara 80 sampai 150 hari.
Tanaman ini bisa ditemukan di dataran rendah maupun sedang, dan tidak memerlukan banyak air untuk tumbuh. Cara budidaya menggunakan biji, yang ditanam dengan dua tahap penyerbukan, yakni dengan vegetatif di siklus pertama, dan generatif untuk siklus kedua.
Dari buah, daun, hingga batang jagung, bisa dimanfaatkan untuk kegiatan domestik. Batang dan daunnya bisa digunakan sebagai pupuk ataupun bahan bakar memasak. Jagung yang masih muda bisa dijadikan sayur, sedangkan yang tua menjadi pengganti makanan pokok.