Panennews.com – Generasi sekarang tentu sudah asing dengan buah kepa, sebab mulai sulit ditemukan pohonnya, maupun bentuk buahnya di toko-toko buah. Ia juga sering dipanggil sebagai buah kupa atau gowok di beberapa wilayah Indonesia.
Buah ini sebenarnya masuk dalam spesies jambu-jambuan, dengan nama latin Syzygium polycephalum. Buahnya berwarna hitam keunguan, dengan bentuk bulat yang sedikit gepeng. Ukuranya juga kecil, antara 3-4 cm. Sedangkan daging buahnya berwarna putih atau merah.
Rasa buah ini di dominasi rasa asam dengan sedikit campuran manis dan sepat. Ia bisa dimakan langsung dengan kulitnya atau di kupas. Pohon buah kepa memiliki ketinggian relatif sedang, berkisar antara 8 hingga 20 meter.
Daunnya memiliki bentuk sedikit lonjong, dengan warna hijau segar. Jika sudah menjadi buah, ia akan menempel pada batang dengan tangkai buah yang pendek. Buahnya akan matang di bulan Agustus hingga September tiap tahunnya, atau ketika akhir musim kemarau.
Cara berkembang biak tanaman ini menggunakan biji, walau tidak jarang ditemui petani yang menggunakan stek dan cangkok untuk mempercepat perkembangan. Ia tumbuh endemik di wilayah dengan iklim yang sejuk, baik di dataran rendah hingga sedang.
Buah kepa sebenarnya tumbuhan liar, dan bisa ditemukan di hutan-hutan sekunder. Hanya sedikit petani yang mau membudi dayakan tanaman ini. Sebab, peminatnya kecil dan harga jualnya yang tidak setinggi buah lain, sehingga dinilai kurang ekonomis.