Pandemi Covid-19 Bukan Penghalang, Petani Sumenep Tetap Panen Padi, Jagung dan Bawang Merah

oleh -78 views
Foto : Kementan
Foto : Kementan

Panennews.com – Wabah virus Corona alias pandemi Covid-19 bukan jadi penghalang bagi petani Sumenep untuk berupaya dalam peningkatan produksi hasil pertanian.

Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Dispertahortbun) Sumenep, Arif Firmanto, mengatakan jika saat ini petani sudah memasuki masa panen untuk komoditas padi, jagung serta bawang merah.

“Saya optimis masa panen di bulan Maret-April 2020 bisa memenuhi target rencana produksi sebagai bagian dari jaminan ketersediaan stok pangan nasional,” begitu kata Arif di Sumenep, Madura, Jawa Timur, Selasa(31/03/20).

Kadis Arif menyebut, luas panen padi di Sumenep pada bulan Maret 2020 mencapai luas 19.157 Ha dan panen padi pada bulan April 2020 seluas 10.398 Ha. Tidak hanya itu, Sumenep juga akan panen jagung pada bulan Maret 2020 seluas 57.332 Ha serta pada bulan April 2020 seluas 41.868 Ha.

Selain itu bawang merah juga sudah memasuki masa panen dimana untuk bulan Maret 2020 ini seluas 425 Ha siap untuk panen dan pada bulan April 2020 ada seluas 300 Ha.

“Sejak pertengahan bulan Maret 2020, petani di sejumlah kecamatan atau desa di Sumenep sudah panen jagung dan bawang merah. Pada akhir Maret hingga April, banyak petani yang panen padi. Alhamdulillah, masa panen awal 2020 ini, petani benar-benar senang dan semangat bertani,” terang Kadis Arif.

Baca Juga :   Kementerian Pertanian Launching Merdeka Ekspor Pertanian: 7 Hari 7 Trilyun

Jika ditotal, luas lahan pertanian Sumenep yang siap panen di bulan Maret-April 2020 berjumlah 29.555 Ha untuk lahan padi, seluas 99.230 ribu Ha untuk lahan jagung dan seluas 725 Ha untuk lahan bawang merah.

“Walaupun sedang masa panen saya mengimbau kepada para petani Sumenep agar tetap melakukan langkah preventif sesuai SOP dalam mencegah virus Covid-19 ini,” ucapnya.

Arif menerangkan langkah konkrit Dispertahortbun Sumenep dalam mencegah penyebaran Covid-19 sebagaimana anjuran Kementerian Pertanian adalah memasang banner yang bisa menjadi pedoman petani dalam mencegah penyebaran virus (Kementan) serta mengoptimalkan pengunaan alsintan apabila beraktivitas di ladang atau saat masa panen.

“Kami sangat bersyukur, walau tengah dilanda Virus Covid-19, para petani Sumenep tetap semangat bekerja di lahan sawahnya. Dukungan berupa sarana dan prasarana pengairan, bantuan alsintan, penanganan panen dan pasca panen dan adanya penambahan alokasi kebutuhan pupuk bersubsidi pada bulan Maret 2020 sangat membantu” papar Arif.

Di tempat terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menuturkan bahwa Kementan bersama pemerintah terus berkoordinasi guna mengamankan produksi pangan dan kesehatan para petani dan petugas lapangan. Hal ini penting agar kegiatan budidaya dan panen terus dilakukan sehingga produksi pangan saat wabah virus Covid-19 tetap meningkat.

Baca Juga :   Upaya Stabilkan Harga Telur, Kemendag Dan Bapanas Gelar Operasi Telur Ayam Ras

“Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, kita meminta para petani dan semua pihak agar selalu menjaga kesehatan dengan cuci tangan pakai sabun, melakukan social distancing dan ikuti anjuran pemerintah. Semuanya harus tetap semangat meningkatkan produksi guna memasok pangan secara cukup bagi masyarakat,” ujarnya.

Selain produksi, Suwandi menegaskan Kementan bersama pihak Kepolisian dan pemerintah daerah menjamin harga pangan petani yang menguntungkan. Kementan mendorong tindakan tegas aparat berwajib untuk memberi efek jera kepada oknum yang sengaja menaikkan harga dan menimbun bahan pangan.

“Sehingga, harga beras di tengah pandemi corona ini tidak ada pihak yang mengambil untung dengan cara tidak wajar. Sesuai arahan Bapak Menteri Pertanian, jika ada penimbunan, kami gerak cepat bersinergi dengan pihak Kepolosian,” ucapnya.

Direktorat tanaman pangan Kementan akan terus memantau pergerakan harga dan stok pangan diseluruh daerah sehingga petani dan masyarakat tidak perlu resah.

“Jangan biarkan publik panik sehingga terjadi yang namanya panic buying. Kita usahakan mulai dari kebutuhan hingga produksi dalam negeri tetap berjalan,” sambung Suwandi. (Sumber Kementan).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.