Panennews.com – Salah satu komoditas yang cukup menjanjikan di ekspor yaitu rumput laut. Dalam kurun waktu akhir ini, komoditi ini menjadi primadona dalam peningkatan ekonomi daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Kekayaan laut Indonesia yang tidak ada habisnya sangat berperan besar dalam perekonomian kemaritiman. Sehingga pemerintah juga mendorong secara sinergi dan simultan pada pengembangan budidaya rumput laut ini.
Di lihat dari data Kementrian Kelautan dan Perikanan, volume ekspor komoditi ini pada medio tahun 2018 mencapai 175,64 ribu ton. Angka ini merupakan yang tertinggi dibandingkan dengan komoditi lainnya seperti udang, cumi, tuna, maupun cakalang tongkol.
Di sisi nilai ekspornya, rumput laut menyumbang sekitar USD 241 Juta. Maka dari itu potensi yang sangat besar ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat yang hidup di pesisir pantai
Budidaya Rumput Laut
Untuk memulai budidaya rumput laut, perlu kiranya dipersiapkan beberapa komponen yang mendukung. Salah satunya yaitu mengenal metode budidaya rumput laut.
Minimal ada 3 metode membudidayakan tanaman yang hidup di laut ini, yaitu rakit apung, lepas dasar, dan metode long line.
Metode rakit apung biasanya cocok untuk kondisi peraran yang berkarang. Oleh karena itu, proses penanamannya dengan menggunakan kayu ataupun bambu. Adapun metode lepas dasar bisa digunakan untuk kondisi air yang berpasir.
Untuk metode long line (tali gantung) akan membutuhkan tali dengan panjang sekitar 50-150 meter. Tali tersebut dibentangkan dengan menggunakan semacam pelampung.