Jalan Pintas Merauke Lumbung Pangan Organik Dunia [Bagian 1]

oleh -281 views
sawah
Ilustrasi Tanaman Padi di Sawah - Foto : Pixabay

Ajaibnya, sampai tiba masa panen, rumpun-rumpun padi Trisakti yang ditanam YKPN di Merauke tahan rebah. Memang, saat panen ada saja rumpun-rumpun padinya melengkung di beberapa petak pematang sawah akibat diterjang hujan lebat dan angin kencang. Tetapi batang padi dan malainya tidak rebah, apalagi jatuh ke tanah. Padi Trisakti ini seolah rehat santai karena sudah lebih dulu bunting dan pandai merawat bulirnya yang gemuk. Ini menunjukan fisik padi Trisakti tahan banting di segala cuaca.

Panen di Merauke ini disaksikan oleh pemilik lahan yang dikerjasamakan dengan YKPN; Djabiruddin, Kepala Bulog Sub Divisi Regional (Divre) Merauke; dan sejumlah tokoh tani Merauke. Antara lain Sumarlan, transmigran asal Jawa Tengah yang telah menjadi penduduk permanen Merauke lebih dari 30 tahun. Sepanjang itu pula ia menjadi petani Merauke. Dari sejak menanam padi sendiri, mengorganisir kelompok tani, sampai menjadi offtaker atau pembeli padi yang dipanen petani.

Dengan pengalaman panjang itu, ia awalnya menyangsikan YKPN. Tapi begitu mendengar kabar mengejutkan dari sejumlah petani di Kampung Selor Indah, ia datang melihat langsung ke lokasi. Begitu tim YKPN dari Jakarta tiba ke Merauke untuk panen, Sumarlan membawa belasan petani dari sejumlah kelompok tani Merauke untuk menyaksikan panen yang aduhai ini.

Baca Juga :   Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Santosa, Minta Pemerintah Perhatikan Ketahanan Pangan IKN

“Walau menggunakan berbagai bibit unggul seperti Inpari, para petani di semua distrik Merauke paling tinggi panennya tidak tembus 5 ton/ha. Dibandingkan dengan yang sudah-sudah, panen YKPN di atas 8 ton inilah yang paling bagus. Jujur saja, awalnya saya tidak percaya,” papar Sumarlan.

Sumarlan mengakui, kalaupun ada petani di Selor IV yang panen, paling banter 1.0-1.5 ton/ha, lantaran lahannya kritis. Bahkan pengakuan Agung, petani yang ditugaskan YKPN untuk menggarap secara teknis 13 ha lahan sawah di site Selor IV, dalam 1-2 tahun terakhir para petani di sekitar site IV Selor hanya panen kurang dari 1 ton/ha.

Menyaksikan bulir padi Trisakti yang gemuk dan tidak kopong alias berisi, Sumarlan di depan Kepala Divre Bulog Merauke, menjamin padi yang panen YKPN dapat digiling menjadi beras premium. Besar sekali harapan para tokoh tani dan kelompok tani Marauke agar kesuksesan YKPN ditularkan ke seluruh lahan pertanian Merauke. “Sangat perlu dikembangkan. Sebab di luar Kampung Selor masih banyak lahan kritis seperti di Selor IV ini,” harap Sumarlan.

Baca Juga :   Menteri Trenggono Himbau Peneliti Kembangkan Riset Inovasi Kurangi Ketergantungan Pakan Impor

Harapan serupa dilontarkan Kepala Divre Bulog Merauke. “Dengan menyaksikan panen secara langsung ini, bila YKPN dapat mengembangkan hasil panen seperti ini ke seluruh lahan pertanian Merauke, maka kami optimis cita-cita menjadikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional akan cepat terwujud,” ujar Djabiruddin.

Selain menggunakan varietas padi Trisakti, di balik kisah sukses panen ini, YKPN menggunakan pupuk cair bioteknologi organik; hasil penemuan salah satu pakar YKPN.

Bioteknologi ini berupa mikroba yang melacak potensi kandungan mineral tanah yang tersembunyi untuk meningkatkan kesuburan tanah secara alami. Operasinya mirip dengan operasi mesin pencarian data digital.

Mikroba kesuburan tanah masterprice salah satu pakar YKPN itu memang menjadi solusi untuk mereklamasi lahan kritis dan lahan bekas pertambangan.

Penggunaannya sejauh ini sudah diterapkan di lahan bekas lumpur Lapindo, lahan gambut di seluruh Kalimantan, dan sejumlah daerah di tanah air. Bahkan pernah ‘menyulap’ gurun pasir di Abu Dhabi dan Arab Saudi untuk difungsikan sebagai lahan pertanian.

Bersambung Ke Bagian-2…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.