Panennews.com – Salah satu bentuk apresiasi terhadap budaya dan sejarah, museum dalam hal ini memiliki peranan penting sebagai bentuk konkret terhadap apresiasi tersebut. Termasuk dalam konteks budaya kelautan dan pesisir, museum yang didirikan sebagai bagian yang erat dengan edukasi tentang dunia kelautan dan pelayaran. Seperti yang terjadi di kawasan Pantai Kwaru, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Dirintisnya museum tersebut selain untuk menjadi tonggak peradaban masyarakat pesisir, melainkan juga merupakan upaya untuk mengenalkan beberapa paket-paket wisata yang telah dilakukan di Pantai Kwaru. Beberapa paket yang terdapat di Pantai Kwaru meliputi paket memasak ikan, membatik, susur Pantai Kwaru, dan outbond yang keseluruhannya dapat dilakukan di Pantai Kwaru.
Museum sebagai sarana edukasi juga disajikan beberapa alat yang digunakan untuk menggarami ikan, alat yang digunakan nelayan dalam mencari ikan, serta beberapa perabot yang digunakan oleh para nelayan dalam kehidupan sehari-harinya. Memang sampai saat ini museum hanya memiliki sedikit koleksi, namun harapannya dengan beroperasinya museum ini akan memberikan banyak manfaat sebagai menjadi sarana edukasi untuk semua kalangan masyarakat, khususnya tentang kelautan dan pelayaran.
Museum yang diberi nama Museum Budaya Pesisir Selatan tersebut diresmikan oleh Drs Budi Husada, yang mewakili Wakil Guburnur Daerah Istimewa Yogyakarta bersama Wakil Bupati Kabupaten Bantul H. Abdul Halim Muslih (5/4/2018). Museum Budaya Pesisir Selatan masih menjadi rintisan, sehingga diperlukan banyak dukungan agar dapat menjadi museum unggulan. Banyak sekali manfaat yang dapat diambil dengan adanya museum ini, seperti informasi terkait metode penangkapan ikan, informasi mengenai penggunaan teknologi (alat) penangkapan ikan, jenis ikan yang dihasilkan, waktu terbaik dalam menangkap ikan dan lain sebagainya.
