Panennews.com – Sejarah bangsa Indonesia tidak lepas dari penjajahan yang berlangsung hingga kurang lebih 350 tahun oleh Belanda. Berawal dari dibentuknya persekutuan pedagang Belanda yang disebut Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) pada tanggal 20 Maret 1602.
Persekutuan tersebut memiliki tujuan memonopoli aktivitas perdagangan di Asia. Termasuk juga masuknya VOC ke Nusantara (Indonesia), persekutuan tersebut melirik potensi sumber dagang yang sangat menguntungkan, khususnya di bidang rempah-rempah.
Terlepas dari tujuan penjajahan Belanda ke Indonesia, tujuan utama yang awalnya terbentuk tentunya tidak jauh hanya sebatas pada keinginan mengekploitasi kekayaan alam di Indonesia melalui rempah-rempahnya.
Indonesia yang termasuk negara bagian timur penghasil rempah terbaik telah berangsur lama bahkan sebelum penjajahan, kondisi tanah yang subur dan kekayaan bahan alamnya tidak heran jika seringkali membuat bangsa dari negara-negara barat selalu melirik tanah surga tersebut.
Rempah-rempah yang menjadi ciri bangsa Indonesia sejak dulu tidak hanya dipandang sebagai bahan penyedap, bumbu masakan, dan efek menghangatkan badan, melainkan juga sebagai obat-obatan yang sangat dibutuhkan. Kebutuhan akan rempah-rempah menjadi sangat krusial yang tidak hanya mempengaruhi pedagangan di negara-negara barat saja, bahkan sampai keseluruhan negara di dunia sangat memperhitungkan keberadaan kekayaan alam tersebut, sehingga tidak heran jika dulu rempah-rempah menjadi komuditas yang sangat mahal, bahkan sama berharganya dengan emas batangan.
Beberapa jenis rempah yang sangat familiar serta menjadi karakteristik Indonesia dalam peradaban sejarah perdagangan meliputi lada, pala, cengkeh, jahe dan kayu manis. Kelima bahan rempah tersebut selain dapat dimanfaatkan sebagai bahan olahan bumbu masakan juga memiliki peranan penting dalam pengembangan obat-obatan tradisional.
Tidak heran jika kelima rempah tersebut selalu menjadi komoditi utama sejak dulu yang juga sekaligus membuat kebanyakan bangsa lain tergiur untuk mendapatkannya. Jika bangsa lain saja sangat tertarik dan ingin memanfaatkan kekayaan alam Indonesia, maka pertanyaannya adalah apakah bangsa Indonesia sendiri sudah baik dan bijak dalam memanfaatkan kekayaan tersebut ?.