Panennews.com – Bali terus meningkatkan nilai ekspor pada jenis komoditi pertanian. Tercatat pulau Dewata ini mampu meningkatkan nilai ekspor signifikan pada tahun 2019. Nilai ekspor nya sendiri cukup bagus di kisaran Rp. 265 milliar atau meningkat sekitar 179% dibandingkan tahun lalu.
Kepala Balai Karantina Pertanian Denpasar I Putu Terunanegara mengungkapkan bahwa nilai ekspor tahun 2019 melesat drastis. Pada tahun 2018 nilai ekspor Bali mencapai Rp. 148 milliar sedangkan pada tahun 2019 melonjak ke angka 265 milliar.
“Karena puncak musim manggis pada bulan November. Ini sangat memungkinkan menambah frekuensi dan volume ekspor ke negara tujuan,” ujarnya.
Diungkapkannya lagi bahwa stakeholder dan para pemangku kepentingan di provinsi Bali telah berkolaborasi dengan baik sehingga capaian ini bisa terwujud.
Sementara itu, Menurut Jamil, selaku fasilitator perdagangan pihaknya menjadi penjamin kesehatan dan keamanan produk pertanian sesuai dengan protokol ekspor negara mitra dagang. Jamil juga melepas ekspor biji kopi Kintamani dengan volume 25 ton senilai Rp 3 miliar ke Korea Selatan dan Amerika Serikat.
Biji kopi merupakan kelompok medium risk atau komoditas risiko sedang, dengan target pemeriksaan bebas hama Hypothenemus hampeii. Serangkaian tindakan karantina dilakukan guna memastikan produk memenuhi persyaratan Sanitary and Phytosanitary (SPS Measure)
Selain itu program Agro Gemilang (Ayo Galakkan Ekspor Milenial Generasi Bangsa) juga mengalami perkembangan yang tidak kalah baiknya. Hal ini tercermin munculnya banyak generasi muda yang bergelut dalam bidang ini bahkan sampai menjadi eksportir.