Panennews.com – Berada di ketinggian elevasi 1.600 meter dari permukaan laut/mdpl, perkebunan teh Kayu Aro Kerinci, Jambi, menjadi perkebunan teh tertinggi kedua di dunia. Dengan berada di ketinggian itu tak heran jika kesegaran udara pagi paling menggoda di hamparan perkebunan teh itu.
Pagi hari adalah waktu yang paling cocok untuk menyusuri hamparan perkebunan teh sembari menikmati kesegaran udara pagi dengan latar puncak Sumatra Gunung Kerinci. Wisatawan dari luar daerah yang ingin bertandang ke Kayu Aro baiknya memilih untuk menginap. Karena, di daerah tersebut kini tak sulit menemukan penginapan, terutama di daerah tugu macan ada banyak yang menyediakan penginapan dengan harga terjangkau.
Suhu udara di Kayu Aro berkisar antara 17-23 derajat Celsius. Bahkan, suhu minimum di kawasan itu bisa mencapai 5 derajat Celsius. Sehingga, untuk melengkapi sejuk dan segarnya udara pagi di sana lebih lengkap sambil menyeruput teh hangat asli daerah penghasilnya.
Setelah menyusuri hamparan perkebunan teh, kita bisa juga menikmati teh sambil melihat pemandangan Gunung Kerinci, rasanya cukup menghilangkan dari aktivitas sehari-hari.
Keberadaan perkebunan teh ini juga sudah cukup terkenal di Indonesia. Tak hanya tertinggi kedua di dunia setelah perkebunan teh Darjeling Himalaya, perkebunan teh peninggalan masa kolonial Belanda ini juga menjadi salah satu perkebunan teh yang tertua di Indonesia. Bukti perkebunan teh itu tua, di sana banyak bangunan peninggalan penjajah Belanda yang bisa ditemui seperti rumah sakit, rumah karyawan hingga bangunan pabrik teh yang berdiri kokoh dan masih memproduksi teh.
Dalam perkembangan produksi teh Kayu Aro selama dasawarsa terakhir mengalami penurunan. Mulai tahun 1996 jumlah produksi teh kering mencapai 5.378.745 kilogram dengan luas tanam 2.195,70 hektare. Kemudian pada tahun 2016 jumlah produksi teh kering menjadi 1.812.734 kilogram dengan luas tanam 1.229,29 hektare.
Selain produksi teh, pihak perusahaan teh dan warga setempat juga mengembangkan agrowisata dan menerima kunjungan turis domestik dan mancanegara serta rombongan pelajar atau mahasiswa.
Untuk meningkatkan potensi wisata yang terdapat di Kayu Aro, saat ini dikembangkan pengelolaan taman wisata Aroma Pecco. Selain itu di sana terdapat sejumlah rumah dengan arsitektur Belanda yang dijadikan sebagai tempat penginapan bagi wisatawan.