Mengenal Tanaman Jarak dari Jaman Penjajahan Jepang Hingga Kini

oleh -4,260 views
Tanaman Jarak
Ilustrasi Hasil Tanaman Jarak - Foto : Freepik

Panennews.com – Tanaman jarak merupakan salah satu tanaman yang banyak memberikan manfaat jika kita benar-benar memahami cara kerjanya. Tanaman yang sangat cocok dikembangkan sebagai bahan dari berbagai olahan obat tradisional dan bahkan berpotensi menjadi alternatif bahan bakar.

Tanaman obat memang telah menjadi rekaan masyarakat atas jenis tanaman ini, dengan berbagai macam manfaatnya seperti keampuhannya untuk mengobati radang telinga, sakit gigi, gatal-gatal hingga rematik. Namun jarang sekali orang tahu bahwa biji tanaman ini sebenarnya juga dapat menghasilkan biodiesel untuk bahan bakar.

Dengan kondisi harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin tinggi sedangkan jumlahnya semakin terbatas. Inovasi pembahruan terhadap bahan bakar melalui bahan bakar dari tanaman jarak ini perlu mendapat apresiasi dan dicoba. Dengan peredaran yang cukup besar di Indonesia, model tanaman ini cocok untuk dikembangkan di hampir semua kondisi tanah di wilayah Indonesia.

Baca Juga :   Sejarah Kopi Dunia: Dari Yaman Hingga Lampung

Tanaman ini termasuk jenis tanaman perdu dengan tinggi 1-7 meter dan mempunyai cabang yang tidak teratur. Petani dapat mengembangkan jenis tanaman ini dengan mudah hanya menggunakan metode stek dan biji. Tanaman ini dapat menghasilkan produksinya pada umur ke 10 sampai 12 bulan. Dengan perawatan yang baik, tanaman ini bahkan dapat bertahan hingga usia 50 tahun.

Secara historis, tanaman jarak memang tidak lepas dari masa penjajahan Jepang tahun 1942. Pada masa penjajahan, tanaman yang aslinya berasal dari Benua Afrika ini diperintahkan untuk ditanam di berbagai wilayah di Indonesia, sehingga tak heran bahkan sampai sekarang tanaman ini memiliki daya tarik tersendiri di kalangan petani.

Karena ditanam hampir di semua wilayah, maka tanaman ini dikenal dengan beragam nama lokal seperti di Jawa dengan nama jarak budge, jarak gundul, dan jarak cina. Di Aceh, jarak dikenal dengan nama nawaih, sedangkan di Sumatera Utara dikenal sebagai dulang, dan masih banyak lagi nama-nama lokal lainnya telah tersemat kepada tanaman ini menjadi ciri khas jarak di masing-masing wilayah.

Baca Juga :   Mengenal Asal-Usul si “Raja Buah"

Beberapa jenis tanaman jarak yang dikembangkan di wilayah Indonesia seperti Jarak Kepyar (Ricinus communis), Jarak Bali (Jatropha podagri), Jarak Ulung (Jatropha gossypifolia L.), dan Jarak Pagar (Jatropha curcas). Jika tertarik, membudidayakan jarak jenis Kepyar dan Pagar dapat menjadi peluang usaha yang sangat menjanjikan karena kandungan minyak yang banyak bisa mencapai 40-50 % mampu menghasilkan bahan baku biodiesel yang cukup banyak.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.