Panennews.com – Buah naga merah (hylocerues polyrhizus) bukan lagi hal baru bagi masyarakat Indonesia. Utamanya di daerah Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur. Buah yang awalnya berasal dari Meksiko, Amerika Tengah ini juga sudah mulai dibudidayakan di negara Asia lainnya hingga ke Indonesia.
Buah naga merah sendiri memiliki bentuk yang unik dan mudah dikenali. Memiliki fisik berupa sisik sisik hingga daging buah yang berwarna merah. Terlepas dari itu, rasa manis yang khas memiliki daya tarik tersendiri untuk para penikmatnya.
Buah yang masih termasuk dalam jenis kaktus ini menjadi peluang untuk warga sekitar Banyuwangi dalam sektor pertanian. Persiapan yang cukup mudah mulai dari media tanah, pupuk, tiang, serta tidak membutuhkan banyak air, menjadi pertimbangan yang menggiurkan untuk terjun mendalami pembudidaya buah ini.
Sementara itu, penggunaan tiang cukup penting sebagai media panjat dari tunas seiring pertumbuhannya menjadi pohon. Lebih lanjut, dengan perawatan intensif, seperti penyiraman 2 kali sehari dengan volume air yang proporsional agar tidak menimbulkan kebusukan.
Masa panen buah ini sendiri memerlukan waktu lebih kurang 7 bulan dari masa penanaman bibit. Bahkan terkadang lebih cepat dari itu. Sementara itu, untuk harganya sendiri Buah naga merah dibandrol dengan harga yang cukup relatif. Kisaran harga dipasaran sekitar Rp. 25.000,/kg tergantung kualitas kelas buah yang ditawarkan.
Maka dari itu, dengan harga yang cukup profitable tersebut di pasaran, membudidayakan buah naga menjadi satu alternatif bagi para petani untuk bisa lebih berkembang. Selain itu potensi perkebunan ini dijadikan agrowisata juga akan lebih menambah peluang usaha baru di daerah.