‘Harumnya’ Kopi Gemplong, Kopi Asli Dari Kebumen

oleh -1,435 views
kopi gemplong kebumen
Kemasan Kopi Gemplong Dari Desa Giritirto, Kabupaten Kebumen. - Foto : IG/kopigemplong

Panennews.com – Sudah tidak dipisahkan lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia dengan tradisi minum kopi. Jenis minuman dengan khas wanginya ini memang sering mengiringi aktivitas seseorang dalam kesehariannya.

Salah satu kopi khas asal Indonesia datang dari Kabupaten Kebumen, yaitu kopi gemplong. Kopi khas dari desa Giritirto, Kecamatan Karanganyam diolah dengan cara yang masih tradisional, yaitu ditumbuk (digemplong). Dari cara pengolahan dengan menggunakan teknik digemplong inilah, maka penamaan kopi tersebut menjadi kopi gemplong.

Proses pengolahan kopi ini memang masih mempertahankan cara-cara sederhana dan manual. Awalnya, biji kopi dijemur dengan mengandalkan sinar matahari. Kemudian setelah kering, maka kopi akan disangrai menggunakan kuali yang dipanaskan di atas tumpukan kayu bakar.

Setelah proses sangrai tersebut, maka selanjutnya yaitu kopi ditumbuk. Penumbukan tersebut dilakukan oleh beberapa ibu-ibu dengan menggunakan kayu dan lumpang (bejana dari batu). Saat menumbuk, ibu-ibu haruslah menggunakan perasaan dan dibarengi dengan doa, sehingga proses menumbuk tersebut tak bisa sembarangan.

Baca Juga :   Daun Salam, Rempah Penyedap Alami Masakan

Dengan demikian kopi gemplong tak hanya sebatas kopi yang dapat dinikmati, tetapi juga sarat akan nilai-nilai spiritualitas yang mengagungkan Tuhan Yang Maha Kuasa.

Awal Mula

Dalam pemarannya, Slamet sebagai ketua Subileng dan Penggerak Kopi Gemplong menyatakan bahwa tradisi minum kopi sudah sejak nenek moyang. Akan tetapi konsumsi kopi yang ada di sekitar masyarakat desa Giritirto masih banyak yang menggunakan kopi instan buatan pabrik. Di sisi lain, desa Giritirto merupakan penghasil biji kopi pilihan.

Maka dari itu Slamet mulai menggagas bahwa produksi kopi dari sumber daya alam sendiri jauh lebih baik. Disamping dapat meningkatkatkan pendapatan para petani kopi lokal, produk yang dikemas menjadi lebih menarik juga dapat merambah ke pasar nasional.

Baca Juga :   Bisbul, Buah Berbulu Yang Hampir Punah

Namun dibeberapa aspek juga masih mengalami kendala. Salah satunya yaitu masih mengandalkan sinar matahari sebagai pengering biji kopi. Jika musim hujan, maka produksinya akan terhambat. Selain itu, bahan baku kopi banyak diganti dengan jenis kayu keras, serta proses produksi yang terlalu memakan waktu yang lama.

Maka dari itu, harapannya ada campur tangan pihak terkait yang dapat mengembangkan jenis kopi gemplong ini menjadi sebuah industri agar dapat dikembangkan dan dipasarkan lebih luas lagi. Memang, saat ini konsumen yang ada sebatas di lingkungan desa sekitar serta menggandalkan sosial media dan market place yang ada.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.